Dalambahasa arab huruf ada yang tidak mempunyai arti dan ada juga yang memiliki arti atau makna. Huruf yang tidak punya arti yaitu huruf hijaiyah (ا,ب,ت,ث,ج,ح,خ,د,ذ,ر,ز,س,ش,ص,ض,ط,ظ,ع,غ,ف,ق,ك,ل,م,ن,و,ه,ء,ي), sedangkan huruf yang punya makna ada beberapa macam seperti yang akan aku jelaskan di bawah ini. Huruf yang Kalimatdalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga bagian Yaitu isim, fi’il dan huruf. Isim adalah lafadz yang menunjukkan kata benda, kata tempat, kata sifat, nama orang, binatang, tempat, an Begitulahsekiranya defenisi dari "Kalam". Contoh Kalam dalam Bahasa Arab : ٌنَامَ مَحْمُود artinya: mahmud telah tidur. Dari dua kata ini terdiri dari Fi'il dan Fa'il (Kata Kerja dan Pelaku) ٌمَحْمُودٌ نَائِم artinya: mahmud adalah orang yang tidur. Dari dua kata ini fair-us: Huruf Depan: Awalan F: Popularitas Dan Trend Nama Fairus. Berikut adalah grafik popularitas nama Fairus selama setahun terakhir: Fajari yang artinya : lahir di waktu fajar dalam bahasa Arab; Itu dia rangkuman tentang arti nama Fairus yang dapat Bunda pakai untuk menamai anak perempuan. Jika Mama menghendaki, jangan ragu untuk Kosakatabahasa Arab sehari-hari – Siapa yang ingin belajar bahasa Arab?Bahasa Arab ini adalah bahasa resmi dari 25 negara loh, tentunya juga merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam dan bahasa yang dipakai oleh kitab suci Al-Qur’an. Total ada 250 juta orang lebih dari seluruh dunia yang menggunakan bahasa Arab sebagai 9 Tahiya Faeza Nasyauqi : nama anak perempuan yang mengandung arti ramah, sukses dan keajaiban dari tuhan. Tahiya : Sapaan (Islami) Faeza : Berhasil (Arab) Nasyauqi : Keajaiban yang dirindukan (Islami) 10. Rasyah Faeza Samira : nama anak perempuan yang memiliki makna lincah, sukses dan menawan. P0rHv0d. Ilmu Nahwu adalah salah satu ilmu dalam bahasa Arab yang berkaitan dengan tata bahasa atau susunan kata dalam kalimat. Dalam ilmu Nahwu, terdapat beberapa huruf yang memiliki peran penting dalam pembentukan kalimat. Salah satu huruf tersebut adalah huruf Fa. Huruf Fa sangat penting dalam ilmu Nahwu karena memiliki banyak fungsi di dalam kalimat. Huruf Fa memiliki beberapa fungsi dalam ilmu Nahwu. Pertama, huruf Fa dapat digunakan sebagai huruf atf atau penghubung antara dua kata dalam kalimat. Misalnya, dalam kalimat “saya beli buku dan pensil”, huruf Fa berfungsi sebagai penghubung antara kata “buku” dan “pensil”. Selain itu, huruf Fa juga dapat digunakan sebagai huruf istithna atau pengecualian dalam kalimat. Misalnya, dalam kalimat “semua siswa hadir, kecuali Ali”, huruf Fa berfungsi sebagai huruf istithna yang mengecualikan Ali dari kelompok siswa yang hadir. Adapun fungsi lain dari huruf Fa dalam ilmu Nahwu adalah sebagai huruf illah atau penyebab. Huruf Fa dapat digunakan untuk menunjukkan penyebab dari suatu peristiwa atau kejadian. Misalnya, dalam kalimat “Dia sakit karena terlalu banyak makan”, huruf Fa berfungsi sebagai penghubung antara penyebab sakit terlalu banyak makan dengan akibatnya sakit. Posisi Huruf Fa dalam Kalimat Posisi huruf Fa dalam kalimat sangat berpengaruh terhadap arti kalimat itu sendiri. Jika huruf Fa diletakkan di awal kalimat, maka arti kalimat akan berbeda dengan jika huruf Fa diletakkan di tengah atau di akhir kalimat. Jika huruf Fa diletakkan di awal kalimat, maka huruf Fa tersebut berfungsi sebagai huruf istighraq atau pengambilan. Artinya, huruf Fa tersebut menyerap atau mengambil sifat atau makna dari kata sebelumnya. Misalnya, dalam kalimat “Faqad shalatul jama’ah”, huruf Fa di awal kalimat menyerap sifat atau makna dari kata “shalatul jama’ah” yang ada sebelumnya. Jika huruf Fa diletakkan di tengah kalimat, maka huruf Fa tersebut berfungsi sebagai huruf atf atau penghubung. Misalnya, dalam kalimat “Ana uhibbu al-qira’ah wa al-kitabah”, huruf Fa di tengah kalimat berfungsi sebagai penghubung antara kata “al-qira’ah” dan “al-kitabah”. Sedangkan jika huruf Fa diletakkan di akhir kalimat, maka huruf Fa tersebut berfungsi sebagai huruf istithna atau pengecualian. Misalnya, dalam kalimat “Saya senang berenang, kecuali jika airnya terlalu dingin”, huruf Fa di akhir kalimat menunjukkan pengecualian jika airnya terlalu dingin. Contoh Penggunaan Huruf Fa dalam Kalimat Berikut adalah beberapa contoh penggunaan huruf Fa dalam kalimat 1. Fa amalal mu’minuna bi-tawbati. Artinya Kemudian orang-orang yang beriman mengerjakan taubat. Huruf Fa di awal kalimat menyerap makna dari kata “tawbat” yang ada sebelumnya. 2. Fa inna al-insana lafi khusrin. Artinya Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Huruf Fa di awal kalimat menunjukkan pengambilan sifat atau makna dari kata “khusr” yang ada sebelumnya. 3. Al-mudarrisu yajibu an yukallim al-tullabu wa yusalli ma’ahum fa yatimmu al-darsa. Artinya Guru wajib berbicara dengan murid-muridnya dan shalat bersama mereka sehingga pelajaran selesai. Huruf Fa di tengah kalimat berfungsi sebagai penghubung antara kata “yukallim al-tullabu” dan “yusalli ma’ahum”. 4. La tastahy min al-su’al fa inna al-ilma la yahmilu al-istihyaa’. Artinya Jangan malu untuk bertanya karena ilmu tidak membawa rasa malu. Huruf Fa di tengah kalimat berfungsi sebagai penghubung antara kata “al-su’al” dan “inna al-ilma”. 5. Al-mudarrisu yajibu an yukallim al-tullabu wa yusalli ma’ahum fa yatimmu al-darsa illa idh kanu musafirin. Artinya Guru wajib berbicara dengan murid-muridnya dan shalat bersama mereka sehingga pelajaran selesai, kecuali jika mereka sedang dalam perjalanan. Huruf Fa di akhir kalimat menunjukkan pengecualian jika murid-murid sedang dalam perjalanan. Kesimpulan Huruf Fa memang memiliki peran penting dalam ilmu Nahwu. Huruf ini dapat digunakan sebagai huruf atf atau penghubung, huruf istithna atau pengecualian, dan huruf illah atau penyebab. Selain itu, posisi huruf Fa dalam kalimat juga sangat berpengaruh terhadap arti kalimat itu sendiri. Oleh karena itu, untuk memahami ilmu Nahwu dengan baik, kita harus memahami fungsi dan posisi huruf Fa dalam kalimat. Navigasi pos Jika Anda ingin mengejar karir di bidang sains kesihatan, Kolej Sains Kesihatan Bersekutu adalah pilihan yang tepat untuk Anda. Dengan… Apakah kamu tahu apa itu ekuitas pemegang saham? Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terdengar asing dan membingungkan. Namun, bagi… 6. Huruf rabith bagi jawab syaratDalam gramatika Nahwu setiap terdapat adad syarat mesti membutuhkan jawab, maka fa di sini merupakan jawab dari adat syarat,adat syarat ada dua versi, ada yang beramal menjazamkan dan ada yang tidak beramal,maka kalam yang setelah fa jika adat syaratnya amel jazam ia berati majzum, namun jika adad syaratnya bukan amel jazam maka kalam tersebut tidak ada mahal bagi i’rabDalam hal ini fa tersebut terdapat pada beberapa tempat Jumlah ismiyahContoh مَنْ يَزْرَعْ فَالحَصَادُ يَنْتَظِرُهُJumlah fi’liyah fi’il jamidContoh اِنْ تُهْمِبْ فَلَسْتَ فَائِزًاJumlah fi’liyah beriringan dengan huruf قدContoh اِنْ تَدْرَسْ فَقَدْ تَفُزْJumlah fi’liyah beriringan dengan huruf ماContoh اِنْ تَجْهَدَ فَمَا اَنْتَ نَادِمٌJumlah fi’liyah disertai huruf لنContoh اِنْ تَكْذَبْ فَلَنْ تَعْرِفُ الرَّاحَةَJumlah fi’liyah disertai huruf سContoh اِنْ تَتَعَلَّمْ فَسَوْفَ تَضَمَّنُ مُسْتَقْبِلُكَJumlah yang diawali dengan ربّContoh اِذَا جَاوَرْتَنِي فَرُبَّمَا اُكْرِمَكَJumlah yang diawali dengan كأنماContoh مِنۡ أَجۡلِ ذَ ٰ⁠لِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَیۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِیعࣰا وَمَنۡ أَحۡیَاهَا فَكَأَنَّمَاۤ أَحۡیَا ٱلنَّاسَ جَمِیعࣰاۚ وَلَقَدۡ جَاۤءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِیرࣰا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَ ٰ⁠لِكَ فِی ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ[Surat Al-Ma’idah 32]Jumlah yang diawali dengan adat syaratContoh مَنْ يُعَامِلْكَ فَاِنْ كَانَ صَادِقًا فَعَامِلْهُ7. Huruf sababiFa sababi ini adalah amil nasib untuk fiil mudhorik setelahnyaFa ini digunakan sebagai huruf sababi penyebab diketika kalam setelah fa adalah sebab terjadinya hal yang dijelaskan sebelum huruf fa,dan perkara ini terjadi ketika sebelum kata fa terdapat Amr perintah Contoh اجْتهِدْ فَتَنْجَحْ آخِرَ السَّنَةِNahyi larangan Contoh لَا تَكْسَلْ فَتَرْسُبَ فِى الاِمْتِحَانِIstifham pertanyaan Contoh هَلۡ یَنظُرُونَ إِلَّا تَأۡوِیلَهُۥۚ یَوۡمَ یَأۡتِی تَأۡوِیلُهُۥ یَقُولُ ٱلَّذِینَ نَسُوهُ مِن قَبۡلُ قَدۡ جَاۤءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلۡحَقِّ فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَاۤءَ فَیَشۡفَعُوا۟ لَنَاۤ أَوۡ نُرَدُّ فَنَعۡمَلَ غَیۡرَ ٱلَّذِی كُنَّا نَعۡمَلُۚ قَدۡ خَسِرُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَفۡتَرُونَ[Surat Al-A’raf 53]Tamanni pengandaian Contoh وَلَىِٕنۡ أَصَـٰبَكُمۡ فَضۡلࣱ مِّنَ ٱللَّهِ لَیَقُولَنَّ كَأَن لَّمۡ تَكُنۢ بَیۡنَكُمۡ وَبَیۡنَهُۥ مَوَدَّةࣱ یَـٰلَیۡتَنِی كُنتُ مَعَهُمۡ فَأَفُوزَ فَوۡزًا عَظِیمࣰا[Surat An-Nisa’ 73]Aradh permintaan dengan lembut Contoh اَلَا تَدْنُو فَتَسْمَعُ مَا اَقُوْلTahdhid permintaan dengan keras Contoh هَلَا سَاعَدَتِ الفُقَرَاء فَتَكْسَبُ اَجْرَكَ عِنْدَ اللَّهِTarajji pengharapan Contoh وَمَا یُدۡرِیكَ لَعَلَّهُۥ یَزَّكَّىٰۤ ۝ أَوۡ یَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰۤ[Surat Abasa 3 – 4]Nafi penafian Contoh وَٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ لَهُمۡ نَارُ جَهَنَّمَ لَا یُقۡضَىٰ عَلَیۡهِمۡ فَیَمُوتُوا۟ وَلَا یُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَاۚ كَذَ ٰ⁠لِكَ نَجۡزِی كُلَّ كَفُورࣲ[Surat Fathir 36]DoaContoh رَبِّ هَبْلِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَة فَاَفُوْزُ فَوْزًا عَظِيْمًا8. Huruf ta’lilHampir sama dengan fa sababi, karena fa disini juga dengan makna karena, namun perbedaanya disini tidak mesti kata setelah fa berntuk fiil mudhorikContoh سَاعِدِ المُحْتَاجَ فَهُوَ اَخُوْكَ فِي الاِنْسَانِيَّةBaca Artikel kami sebelumnya Pembahasan Munada9. Huruf zaidah untuk tazyin lafazFa tazyin hanya digunakan sebagai memperelok kalam Bahasa Arab, tidak beramal dan tidak mengandung faidah yang lain, biasanya ia terhubung dengan kata قطContoh فَقَطْ10. Fi’il amarFa fiil amar adalah fa berharkat kasrah dengan makna tunaikan dan bayar. Karena fa ini adalah bentuk amr dari fiil madhi وفى يفىContoh فِ بَدَنِكَ يَا خَلِدُ Pada ilmu Arab, terdapat berbagai jenis huruf yang wajib dipelajari. Salah satunya adalah athof atau kata penghubung. Dalam menggunakan huruf ini, harus sesuai dengan aturan dan kaidah hukumnya. Hal ini bertujuan agar makna yang akan disampaikan, tidak salah atau keliru. Oleh sebab itu, sahabat muslim wajib memahami penggunaan kata penghubung dalam ilmu Arab. Pengertian AthofHuruf dan FungsinyaWawu وَFa’ فَTsumma ثُمَّ Hatta حَتىّ hingga / sehinggaAw أَوْ Am أَمْ Bal بَلْ Laa لاَ Laakin لكِنْ Macam – Macam Kata PenghubungKata Penghubung BayanKata Penghubung NasaqShare thisRelated posts Athof merupakan salah satu jenis tawabi, yang letaknya sesudah kata penghubung dalam bahasa Arab. Fungsi dari jenis tawabi ini yaitu sebagai penghubung sesama isim atau fi’il. Bila dalam ilmu bahasa Indonesia, jenis tawabi ini dikenal sebagai kata penghubung. Meskipun secara bahasa berbeda, namun makna yang dihasilkan memiliki kesamaan satu sama lain. Baca Juga Pengertian Taukid Huruf dan Fungsinya Kata penghubung dalam bahasa Arab terdiri dari sembilan huruf. Setiap huruf memiliki fungsi dan artinya sendiri – sendiri. Sehingga dalam menggunakan kata penghubung tersebut, harus tepat dan sesuai dengan makna yang ingin dihasilkan. Wawu وَ Huruf wawu fungsinya sebagai “dan”. Huruf tersebut biasa digunakan untuk menggabungkan kata yang sama satu dengan lainnya. Kata tersebut memiliki i’rab dan kedudukan yang sama. Sehingga bila dijadikan sebuah kalimat, memiliki makna khusus. Contohnya حَضَرَ الطَّالِبُ وَالمُدَرِّسُ artinya murid dan guru datang. Fa’ فَ Huruf fa’ fungsinya untuk kata penghubung “lalu / maka”. Fa’ digunakan untuk menggambarkan kondisi beriringan dan berurutan, tanpa jeda. Sehingga kata penghubung ini biasa dipakai ketika menceritakan sesuatu. Contohnya جاء الأستاذُ فالطالبُ artinya ibu guru masuk lalu muridnya. Baca Juga Na’at dan Man’ut, Penjelasan Lengkap! Tsumma ثُمَّ Huruf tsumma identik dengan kata penghubung “kemudian”. Fungsi dari huruf tersebut adalah untuk menunjukan arti yang bersifat lenggang, berurutan, tanpa beriringan, dan berjeda. Biasanya dipakai untuk menyampaikan cerita kepada orang lain. Contohnya حضر الأستاذُ ثم الطالبُ artinya ustadz datang kemudian muridnya. Hatta حَتىّ hingga / sehingga Huruf hatta merupakan kata penghubung “hingga / sehingga”. Syarat yang dianjurkan dalam kata penghubung ini adalah menggunakan isim zhahir untuk ma’thuf bih. Hal ini karena ma’thuf bih adalah bagian dari ma’thuf alaih. Contohnya اكلتُ السمكةَ حتَّى رأسَهَا artinya aku makan ikan hingga kepalanya. Aw أَوْ Huruf aw fungsinya untuk kata penghubung “atau / ataukah”. Huruf ini digunakan untuk memberikan pilihan kepada kepada orang lain, sesudah diperintahkan. Kata penghubung aw lebih menunjukkan makna penyamaran hukum dan keraguan di dalamnya. Contohnya تَزَوَج هِندا أو أختَها artinya nikahilah saudaraku atau Hindun. Baca Juga Macam-Macam Lam Am أَمْ Huruf am biasa digunakan untuk menunjukkan kata penghubung “atau / ataukah”. Biasanya huruf am ini digunakan untuk menggambarkan makna menuntut atau mencari sebuah ketentuan. Kata penghubung ini dapat dilakukan bila huruf am jatuh sesudah hamzah, yang ada dalam dua lafaz. Contohnya أزيدُ عندكَ أم عمرٌ artinya Apakah zaid berada di sisimu ataukah Umar?. Bal بَلْ Huruf bal merupakan kata penghubung “tetapi / melainkan”. Kata penghubung ini digunakan untuk menetapkan hukum nahi larangan melakukan pekerjaan dan nafi tidak ada hukum, dalam lafaz sebelumnya. Kemudian di akhir kalimat akan dijelaskan hukum sebaliknya, yang berarti benar. Usahakan untuk jatuh sesudah kalam nafi atau nahi. Contohnya ما جاءَ زيدٌ بل عمرٌ artinya Zaid tidak datang, tetapi Umar yang datang. Laa لاَ Huruf laa diibaratkan sebagai kata penghubung “bukan / tidak”. Tujuan penggunaan huruf ini adalah untuk menafi’kan sebuah hukum lafaz yang akan datang selanjutnya. Biasanya kata penghubung ini, digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang berupa kebenaran atau kejadian tertentu. Contohnya إشتريت لحمًا لا سمكًا artinya saya telah membeli daging, bukan ikan. Baca Juga ; Jamak Taksir, Penjelasan Lengkapnya! Laakin لكِنْ Huruf laakin merupakan kata penghubung “akan tetapi”. Fungsi dari kata penghubung ini adalah untuk menggambarkan suatu makna penyambungan atau susulan perkataan, yang harus didahului lafaz ما النفي، ما النهي. Contohnya ما مررْتُ برجلٍ صالحٍ لكنْ طالحٍ artinya aku tidak bertemu dengan laki-laki saleh, tetapi laki-laki yang fasik. Macam – Macam Kata Penghubung Kata penghubung dalam bahasa Arab, terbagi menjadi dua bagian. Dalam setiap bagian, memiliki fungsi dan ketentuannya masing – masing. Sehingga sahabat muslim semua wajib membedakan masing – masing bagian kata penghubung tersebut. Kata Penghubung Bayan Kata penghubung bayan merupakan tabi’ dalam bentuk isim jamid. Bayan tersebut memiliki fungsi untuk menjelaskan matbu’, bilamana berupa isim ma’rifat. Tidak hanya itu, fungsi bayan juga untuk mengkhususkan matbu’ bila masih berupa isim nakirah. Hukum yang ada dalam kata penghubung bayan adalah wajib lebih jelas dari matbu’nya. Bila tidak, maka dinilai sebagai tarkib badal. Selain itu, bayan harus sesuai dengan mubayyan yang berupa nakiroh, mudzakkar, muannats, tatsniyyah, i’rob, jama’, dan ma’rifah. Kata Penghubung Nasaq Nasaq adalah sebuah lafaz yang saling berhubungan dan mengandung kata penghubung di dalamnya. Dalam nasaq ini, selalu mengandung ma’thuf alaih, tabi’, dan kata penghubung Arab di dalamnya. Semua komponen tersebut, dijadikan sebagai rukun wajib dalam nasaq. Baca Juga Pengenalan Asmaul Khomsah Beserta dengan Contohnya Kata penghubung dalam bahasa Arab, memiliki sembilan macam. Setiap macamnya memiliki fungsinya masing – masing. Sehingga sahabat muslim semua wajib menghafal setiap kata penghubung yang digunakan tersebut. Selain itu kata penghubung dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam, yaitu bayan dan nasaq. Pemuda Muslim Yang Selalu Memperbaiki Hati dan Diri Programmer Blogger Desainer Beberapa macam pembagian huruf fa ف dalam Bahasa Arab Ilmu Nahwu 1. Fa Athofiyah الفاء العاطفة untuk menghubungkan kata, pengathofan huruf ini berfaidah tartib berurutan dan ta’qib tanpa selang waktu contohnya جاء محمدٌ فزيدٌ Maka maknanya adalah “telah datang Muhammad kemudian setelah itu langsung datang Zaid tanpa adanya pemisah seorang pun antara keduanya.” 2. Fa Sababiyah فاء السَبَبِية yaitu apa yang sebelum fa menjadi sebab apa yang setelahnya. Fa ini menashobkan fi’il mudhori setelahnya dengan bantuan أَنْ yang disembunyikan secara wajib. Wajib Fa’ ini terletak setelah nafi atau tholab amr, nahi, du’a, istifham, tamanni, aradh, tahdidh, dan roja’, contohya • Nafi لا تَكْتُبُ الدرْسَ فيَغْضَبَ المدرِّسُ عليك • Amr اجتهدْ فتَنجحَ آخرَ السَنة • Nahi لا تكسَلْ فترسُبَ في الامْتِحان • Du’a اللهمّ اهْدِنِي فأعْمَلَ الخيرَ • Istifham فَهَلْ لَنا مِنْ شُفَعاءَ فَيَشْفَعُوا لَنا • Tamanni ليْتَ لِي مالًا فأحُجَّ منه • Aradh ألا تدْنُو فتَسْمَعَ ما أقُوْل • Tahdidh هلّا ساعدْتَ الفُقَراءَ فتَكْسِبَ أجْرَك عندَ الله • Roja’ لعَلّ اللهُ يَسْفِيْنِي فأزُوْرَك 3. Fa Robithoh الفاء الرابطة adalah fa yang bersambung dengan jawab syarat, apabila jawab syaratnya berupa • Jumlah ismiyah ﻣَﻦ يَزْرَعْ فالحَصادُ يَنتظِرُه • Jumlah tholabiyah amr, nahi, du’a dan seterusnya مَن سأَلَك فأَجِبْه • Jumlah fi’liyah yang fi’ilnya jamid, seperti لَيْسَ، عَسَى، نِعْمَ، بِعْسَ إن تُهمِلْ فلَسْتَ فائِزًا • Jumlah diawali dengan ما، لا، لنْ، س، سوف، قد، ربما، كأنما من يأتِ إليّ فما أرُدُّه خائِبًا • Jumlah yang diawali adat syarat من يُعامِلْك فإنْ كان صادقًا فعاملْه • Berupa qosam إن تأتِنِي فواللهِ لَأُكْرِمَنّك Terkadang masuk fa ini pada jawab yang bisa dijadikan sebagai jawab syarat fi’il mudhori’, namun wajib merofa’kan fi’il mudhori’, semisal contoh ومنْ عادَ فينتَقِمُ اللهُ منه ومن يُؤمِنْ بربّه فلا يُخافُ Murodi mengatakan bahwa jumlah setelah fa pada 2 contoh di atas, adalah khobar dari mubtada’ yang dihapus, maka fa di sini masuk pada jumlah ismiyah. Diantara fa robithoh adalah fa yang masuk pada jawab syarat dari adat syarat ghoiru jazm, semisal أما, contohnya فأمّا اليتِيْمَ فلا تقهَرْ 4. Fa Ta’liliyah الفاء التعليلية yaitu apa yang setelahnya adalah sebab dari apa yang sebelumnya, huruf fa ini bermakna لأجل dan tidak beramal, contohnya ﺯِﻳﺎﺭﺓُ ﺍﻟﻘﺒﺮِ ﻣُﺒﺎﺣﺔٌ ﻓﺎﻟﻨﺒﻲُّ ﻳَﺄﻣُﺮُﻫﺎ “Ziyarah kubur hukumnya adalah mubah, sebab Nabi memerintahkannya.” 5. Fa Isti’nafiyah الفاء الإستئنافية atau Fa Musta’nafah yaitu fa yang terletak pada jumlah baru yang jumlah ini tidak ada kaitannya dengan jumlah sebelumnya, contohnya لم يأتِ محمدٌ فيَهْنِئُني Lafadz فيهنئُني dengan dibaca rofa’ menunjukkan bahwa lafadz فيهنئني yang artinya “dia memberi aku makan” tidak ada kaitannya sama sekali dengan lafadz لم يأت محمد “muhammad tidak datang”, maka fa di sini adalah fa isti’nafiyah. Apabila lafadz فيهنئْني dibaca jazm, maka huruf fa disini adalah fa athofiyah, maka maknanya “muhammad tidak datang dan dia memberiku makan”. Apabila lafadz فيهنئَني dibaca nashob, maka fa disini adalah fa sababiyah, maka maknanya “karena muhammad tidak datang maka dia memberiku makan” yaitu karena sebab Muhammad tidak datang sehingga dia memberiku makan. 6. Fa Tafsiliyah فاء التفصيلية yaitu fa untuk merinci jumlah sebelumnya, contoh توضّأ زيدٌ فغَسَلَ وَجْهَه ويَدَيه “Zaid berwudhu kemudian mencuci wajah dan kedua tangannya.” 7. Fa Fasihah الفاء الفصيحة adalah fa yang terletak pada jawab syarat, yang mana syaratnya ditakdirkan, contohnya الكلامُ اسمٌ، وفعل، وحرف، فالاسم Maka takdirnya إذا ﺃﺭﺩْﺕَ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﻑَ ﺍﻻﺳﻢَ، فالاسمُ “Apabila engkau ingin mengetahui makna isim, maka isim ….” Dan juga Firman Allah فأمّا اليَتِيمَ فلا تقْهَرْ Takdirnya إذا سألك عن اليتيم “Apabila bertanya kepadamu tentang anak yatim, maka terhadap anak yatim ….” Sebagian mengatakan fa fasihah adalah fa yang dihapus padanya ma’tuf alaih, beserta keberadaannya ma’tuf alaih sebagai sebab bagi ma’tuf. Dikatakan fa fasihah karena mengungkapkan sesuatu yang dihapus, dan berfaidah menjelaskan sebab. Sebagian lagi berkata fa fasihah adalah fa yang masuk pada jumlah yang disebabkan dari jumlah sebelumnya yang tidak disebutkan, contohnya firman Allah وإذ استَسْقَى موسى لِقَوْمِه فقُلْنا اضرِب بعَصاك الحَجَرَ فانفجَرَتْ منه اثْنَتا عشرةَ عَيْنا Maka fa pada lafadz فانفجرت adalah fa fasihah, takdirnya فضرب بعصاه الحجر فانفجرت yaitu pukulan Nabi Musa menyebabkan terpancarnya air. Definisi kedua inilah yang paling bagus, disebutkan oleh Syaikh Kholid al-Azhari dalam “Tasrih at-Taudih” jilid 2/186 dan Abul Baqaa’ dalam “al-Kulliyat” hal 1049. Fa’ Fasihah biasanya terletak pada isim ma’rifah, yang sebelumnya ia disebutkan dalam keadaan nakirah dan kalam sebelumnya dalam konteks pembagian, contohnya الاسم إما معربٌ وإما مبنيٌّ، فالمُعْرَبُ الفعل إما ثُلاثِيُّ وإما رباعيٌّ، فالثُلاثِيُّ Lafadz fa pada فالمُعْرَبُ dan فالثُلاثِيُّ adalah fa fasihah, sebab disebutkan sebelumnya dalam keadaan nakirah. 8. Fa Tafri’iyah فاء التفريعية yaitu apa yang setelahnya fa menjadi cabang bagi sebelumnya, contohnya ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﺧﻠﻘَﻜﻢ ﻓﻤﻨﻜﻢ ﻛﺎﻓِﺮٌ ﻭﻣﻨﻜﻢ ﻣﺆﻣِﻦٌ Sebagian Ulama Nahwu tidak membedakan antara fa fasihah dan fa tafri’yah, diantaranya adalah Zamakhsyariy dalam kasyaf 1/71. 9. Fa Tazyiniyah الفاء التَزْيِيْنِية fa tambahan untuk menghiasi lafadz, contohnya fa yang masuk pada lafadz فصاعدًا، فقدْ، فأكثر 10. Fa Za’idah الفاء الزائدة fa’ ini terbagi 2, yaitu • Fa yang masuk pada khobar mubtada’ apabila khobarnya bermakna syarat, contohnya الذي يأْتِي فله دِرْهَمٌ • Fa yang ada atau tidaknya dia tidak memberikan makna terhadap kalam, ini dinukilkan dari al-Akhfasy, contohnya أخوك فوجد Dan ucapan penyair وقائلةٍ خَوْلانُ فانْكِحْ فتاتَهم ** وأُكْرُوْمةُ الحَيَّيْنِ خَدْوٌ كما هي Banyak fa ini menempel pada amr atau nahi. Berkata Ibnu Barhan “ketahuilah bahwa fa’ datang sebagai tambahan di sisi madzab kami.” Dan beliau membawakan ucapan Penyair إذا هلكتُ فعند ذلك فاجزَعِي 11. Fa Fi’liyah الفاء الفعلية yaitu fa pada fiil amr pada bina lafif mafruq, contohnya وفى maka fiil amrnya فِ dengan kasrah. Berikut pembagian huruf fa’ yang terdapat khilaf di dalamnya • Fa’ yang masuk pada إذا fuja’iyah, contohnya خرجْتُ فإذا الأسدُ Mazani dan yang mengikutinya mengatakan bahwa fa di atas adalah za’idah, ini juga pendapat al-Farisi. Abu Bakr Mabroman mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ athof, ini juga pendapat Ibnu Jinni. az-Zajjaj mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ jazaa’ • Fa’ yang masuk pada ma’mul yang didahulukan, pada amr dan nahi, semisal contoh زيدًا فاضْرِبْ عمرًا فلا تُهِنْ Berkata al-Farisi bahwa fa’ di atas adalah fa’ za’idah. Sebagian lagi mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ athof, yaitu takdirnya تَنَبَّهْ فاضرِبْ زيدًا تنبَّهْ فلا تهن عمرًا • Fa’ yang mengejarkan isim setelahnya, semisal ucapan Penyair فَمِثْلِكِ حُبْلى قدْ طرقْتُ ومُرضعٍ ** فألهيْتُها عن ذي تمائمَ مُغيَل فَحُوْرٍ قدْ لهيْتُ بهن عِيْنٍ ** نواعمَ في المُرُوط وفي الرِياط Yang benar bahwasanya fa’ di atas tidak mengejarkan, melainkan terdapat huruf jar رُبّ yang ditakdirkan setelah fa’, maka pada bait pertama fa’ adalah fa’ athof dan yang kedua adalah fa’ jawab dari bait sebelumnya. Ibnu Usfur dan Ibnu Malik menukil kesepakatan, bahwa para Ulama Nahwu sepakat yang mengejarkan pada contoh di atas adalah ربّ bukan fa’. • Fa’ huruf ibtida’, semisal contoh قام زيدٌ فهل قُمْتَ ؟ ألم تسألْ الربْعَ القواءَ فينطق Yaitu فهو ينطق Dan Firman Allah عز وجل فأنتم فيه سواءٌ Yang benar bahwasanya fa’ di atas adalah fa’ athof yang mengathofkan jumlah. • Fa’ dengan makna حتى, semisal contoh فهم فيه شُرَكاء Yang benar bahwa fa’ di atas adalah fa athof. • Fa’ dengan makna إلى ini disebutkan oleh sebagian Madzab Kufa, semisal contoh هو أحسَنُ الناس ما بين قرْنٍ فقَدَمٍ بين الدخولِ فَحَوْمَلِ Yaitu إلى قدمٍ dan إلى حوملِ Yang benar bahwa fa’ pada contoh di atas adalah fa athof. Rujukan • Janaa ad-Dani fi Hurufil Ma’aani, hal 61-78 • Syarah Damamini ala Mugni Labib, Jilid 2, hal 80-94 • Adawatul I’rob, hal 133-145 Fa huruf Arab From Wikipedia, the free encyclopedia Fa huruf dalam bahasa Arab ﻑ pada posisi lepas adalah huruf ke-20 dalam abjad Arab. Huruf ini melambangkan fonem /f/. Huruf ini memiliki varian penulisan di antaranya ف pada bahasa Arab standar modern; ڢ pada bahasa Arab Maghrib yang dipakai di beberapa negara Arab di Afrika Utara kecuali Libya.

arti huruf fa dalam bahasa arab